Dalam dunia industri modern, penggunaan biodiesel sebagai alternatif bahan bakar fosil semakin populer karena dinilai lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Namun, biodiesel memiliki karakteristik kimia yang berbeda dari solar konvensional, seperti kecenderungan oksidasi yang lebih tinggi dan kecenderungan membentuk endapan. Di sinilah peran penting dari biodiesel additive diperlukan.
Biodiesel additive adalah bahan kimia khusus yang ditambahkan ke biodiesel untuk meningkatkan performa, stabilitas, dan daya tahan mesin. Industri seperti transportasi, manufaktur, dan pertambangan yang mengandalkan mesin diesel dalam operasionalnya sangat membutuhkan additive agar sistem pembakaran tetap optimal dan tidak mengalami kerusakan prematur.
Apa Itu Biodiesel Additive?
Biodiesel additive merupakan senyawa kimia yang dicampurkan ke dalam bahan bakar biodiesel dengan tujuan untuk memperbaiki karakteristiknya. Additive ini dapat mengatasi berbagai permasalahan umum pada biodiesel, seperti rendahnya stabilitas oksidasi, pembentukan kerak, hingga kualitas pembakaran yang kurang sempurna.
Berbagai jenis additive dikembangkan untuk fungsi tertentu—mulai dari anti-oksidan, anti-foam, cetane improver, hingga cold flow improver. Masing-masing memiliki kegunaan spesifik tergantung pada jenis mesin dan kondisi operasional industri.
Jenis-Jenis Biodiesel Additive dan Fungsinya
Agar tidak salah memilih, berikut adalah jenis-jenis utama biodiesel additive beserta penjelasannya:
1. Anti-Oxidant Additive
Biodiesel memiliki kandungan lemak tak jenuh yang membuatnya rentan mengalami oksidasi. Proses oksidasi ini bisa menghasilkan zat perusak seperti asam dan peroksida yang dapat merusak komponen mesin. Anti-oxidant additive bekerja dengan menetralkan radikal bebas dan memperpanjang masa simpan bahan bakar biodiesel.
2. Cold Flow Improver
Biodiesel cenderung membeku atau mengental pada suhu rendah, sehingga menyumbat filter dan menyebabkan gangguan suplai bahan bakar. Cold flow improver membantu menjaga fluiditas bahan bakar pada suhu dingin, sangat penting untuk industri yang beroperasi di dataran tinggi atau wilayah bersuhu rendah.
3. Cetane Number Improver
Cetane number menentukan seberapa cepat bahan bakar terbakar setelah diinjeksi ke ruang bakar. Biodiesel sering kali memiliki cetane number yang lebih rendah dibandingkan solar, sehingga pembakaran bisa terlambat dan menghasilkan emisi lebih tinggi. Additive ini meningkatkan angka cetane untuk pembakaran yang lebih cepat dan efisien.
4. Detergent Additive
Additive jenis ini menjaga kebersihan sistem bahan bakar, terutama injector dan ruang bakar. Penggunaan rutin membantu mencegah terbentuknya endapan atau kerak yang bisa menurunkan performa mesin dan memperpendek umur komponen.
5. Biocide Additive
Biodiesel rentan terhadap pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur, terutama dalam penyimpanan jangka panjang. Biocide additive digunakan untuk membunuh organisme ini dan mencegah kontaminasi yang bisa merusak kualitas bahan bakar.
Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Biodiesel Additive
Setiap industri memiliki kebutuhan operasional yang berbeda. Oleh karena itu, pemilihan additive harus mempertimbangkan beberapa aspek berikut:
1. Kondisi Lingkungan Operasional
Apakah industri Anda beroperasi di wilayah bersuhu rendah? Jika ya, cold flow improver menjadi pilihan utama. Apakah ada penyimpanan bahan bakar dalam waktu lama? Maka Anda perlu anti-oxidant dan biocide.
2. Jenis Mesin dan Teknologi
Mesin diesel modern yang menggunakan sistem common rail lebih sensitif terhadap kualitas bahan bakar dibandingkan mesin konvensional. Penggunaan additive seperti cetane improver dan detergent additive sangat dianjurkan untuk menjaga performa dan efisiensi.
3. Jenis Biodiesel yang Digunakan
Biodiesel dari bahan baku minyak kelapa sawit (CPO), minyak jelantah, atau biji jarak memiliki karakteristik yang berbeda. Masing-masing memerlukan formulasi additive yang spesifik untuk menyesuaikan sifat kimianya agar tidak menyebabkan korosi atau emisi tinggi.
4. Skala Konsumsi dan Biaya
Untuk industri besar seperti logistik atau pertambangan yang menggunakan bahan bakar dalam jumlah besar, efisiensi biaya juga menjadi pertimbangan. Pilihlah additive yang memberikan manfaat maksimal dengan biaya yang tetap efisien.
Contoh Penggunaan Biodiesel Additive di Dunia Industri
Berikut beberapa contoh penerapan biodiesel additive dalam praktik industri:
Industri Transportasi
Perusahaan armada bus di perkotaan yang menggunakan biodiesel B20 atau B30 sering menghadapi masalah kerak injector. Dengan penggunaan detergent additive secara berkala, masalah ini dapat dicegah dan interval servis dapat diperpanjang.
Industri Pertambangan
Di daerah pegunungan dengan suhu rendah, alat berat diesel kerap tidak bisa dinyalakan di pagi hari karena biodiesel membeku. Cold flow improver terbukti efektif menjaga fluiditas bahan bakar hingga -10°C.
Industri Pabrik Manufaktur
Mesin generator di sektor manufaktur sering kali mengalami penurunan output akibat kualitas pembakaran yang buruk. Dengan cetane improver, pembakaran menjadi lebih bersih dan efisien, mengurangi konsumsi bahan bakar serta emisi karbon.
Cara Mengaplikasikan Biodiesel Additive dengan Benar
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, additive harus digunakan sesuai takaran dan prosedur:
- Pastikan additive dicampurkan sebelum biodiesel dimasukkan ke tangki penyimpanan.
- Gunakan alat pengukur khusus untuk memastikan takaran tepat.
- Perhatikan kompatibilitas additive dengan sistem mesin dan jenis biodiesel.
- Ikuti petunjuk pabrikan additive untuk suhu, waktu pencampuran, dan durasi pemakaian.
Tips Memilih Supplier Biodiesel Additive yang Terpercaya
Pemilihan supplier additive juga penting. Pastikan Anda:
- Memilih produk yang telah teruji di laboratorium dan memiliki sertifikasi mutu.
- Meminta data teknis dan hasil uji kompatibilitas additive.
- Mengevaluasi layanan purna jual dan dukungan teknis dari penyedia additive.
- Memeriksa track record pemasok di industri serupa.
Kesimpulan
Biodiesel additive bukan sekadar pelengkap, tetapi elemen penting untuk menjaga efisiensi, keandalan, dan keberlanjutan operasional industri berbasis biodiesel. Dengan memahami kebutuhan mesin, lingkungan, serta karakteristik bahan bakar, industri dapat memilih jenis additive yang paling tepat dan mendapatkan manfaat maksimal.
Investasi pada biodiesel additive yang sesuai adalah langkah cerdas untuk mengurangi biaya perawatan jangka panjang, meningkatkan performa mesin, serta memastikan industri tetap berjalan lancar dan efisien di tengah tuntutan operasional yang semakin tinggi.
Sumber: Grinzest