Di era digital seperti sekarang, informasi tentang perawatan kulit bisa dengan mudah ditemukan di internet maupun media sosial. Sayangnya, tidak semua informasi tersebut benar. Banyak mitos skincare yang terus dipercaya dan bahkan dijadikan acuan dalam rutinitas kecantikan. Padahal, mempercayai mitos-mitos ini bisa berdampak negatif pada kesehatan kulitmu. Artikel ini akan membongkar tujuh mitos skincare paling populer yang sebaiknya segera kamu hentikan agar perawatan kulitmu lebih efektif dan aman.
1. Kulit Berminyak Tidak Butuh Moisturizer
Salah satu mitos yang paling umum adalah anggapan bahwa kulit berminyak tidak membutuhkan pelembap. Banyak orang takut menggunakan moisturizer karena khawatir akan membuat wajah semakin berminyak atau menimbulkan jerawat.
Faktanya, kulit berminyak tetap membutuhkan kelembapan. Ketika kamu tidak menggunakan pelembap, kulit bisa menjadi dehidrasi dan justru memproduksi lebih banyak minyak sebagai kompensasi. Pilihlah moisturizer yang ringan, berbahan dasar air (water-based), dan non-komedogenik agar tidak menyumbat pori-pori. Produk dengan kandungan seperti hyaluronic acid sangat cocok untuk memberikan hidrasi tanpa membuat wajah terasa berat atau lengket.
2. Produk Skincare Mahal Pasti Lebih Efektif
Banyak yang percaya bahwa semakin mahal harga sebuah produk, maka semakin baik pula kualitasnya. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian.
Efektivitas produk skincare tidak tergantung pada harganya, melainkan pada kandungan bahan aktif di dalamnya dan kecocokannya dengan jenis kulitmu. Ada banyak produk lokal dengan harga terjangkau yang mengandung bahan aktif berkualitas tinggi dan terbukti secara ilmiah. Yang terpenting adalah memahami kebutuhan kulitmu dan mencari produk yang sesuai, bukan berdasarkan harga semata.
3. Semakin Banyak Produk, Semakin Bagus Hasilnya
Mitos lain yang kerap dipercaya adalah bahwa semakin banyak tahapan skincare yang kamu lakukan, maka hasilnya akan semakin maksimal. Konsep ini dikenal dengan istilah “layering”, yang populer dalam rutinitas skincare ala Korea.
Meskipun layering dapat memberikan manfaat tertentu, menggunakan terlalu banyak produk bisa menyebabkan iritasi, kemerahan, bahkan breakout—terutama jika bahan-bahan aktif di dalamnya saling berinteraksi secara negatif. Lebih baik fokus pada kualitas daripada kuantitas. Rutinitas skincare yang efektif bisa sesederhana 3 langkah: cleansing, moisturizing, dan sunscreen. Tambahkan serum atau eksfoliator sesuai kebutuhan kulit, bukan sekadar ikut-ikutan tren.
4. Kulit Kusam Harus Sering Dieksfoliasi
Banyak orang beranggapan bahwa kulit kusam adalah tanda sel kulit mati menumpuk dan harus segera dieksfoliasi. Akibatnya, eksfoliasi dilakukan terlalu sering dengan harapan kulit akan tampak cerah dalam waktu singkat.
Padahal, over-exfoliating justru bisa merusak skin barrier atau lapisan pelindung kulit. Hal ini menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif, mudah iritasi, dan rentan berjerawat. Idealnya, eksfoliasi dilakukan 1–2 kali seminggu, tergantung jenis kulit dan jenis eksfoliator yang digunakan (fisik atau kimiawi). Gunakan produk dengan kandungan lembut seperti lactic acid atau mandelic acid jika kamu memiliki kulit sensitif.
5. Sunscreen Hanya Dibutuhkan Saat Terik Matahari
Salah satu mitos berbahaya yang masih banyak dipercaya adalah bahwa sunscreen hanya diperlukan saat cuaca cerah atau ketika beraktivitas di luar ruangan.
Faktanya, sinar UVA yang merusak kulit bisa menembus awan dan kaca jendela. Artinya, meskipun kamu berada di dalam ruangan atau saat cuaca mendung, paparan sinar UV tetap ada dan bisa menyebabkan penuaan dini, flek hitam, dan bahkan risiko kanker kulit. Gunakan sunscreen setiap hari dengan minimal SPF 30 dan ulangi pemakaian setiap 2–3 jam untuk perlindungan optimal, terutama jika kamu berkeringat atau terkena air.
6. Semakin Tinggi SPF, Semakin Lama Perlindungannya
SPF atau Sun Protection Factor memang menunjukkan seberapa lama sunscreen bisa melindungi kulit dari sinar UVB, tetapi banyak orang salah mengartikan angka ini. Misalnya, mengira bahwa SPF 100 memberikan perlindungan dua kali lebih lama daripada SPF 50.
Padahal, peningkatan perlindungan tidak bersifat linier. SPF 30 mampu menyaring sekitar 97% sinar UVB, SPF 50 sekitar 98%, dan SPF 100 sekitar 99%. Perbedaannya sangat kecil, namun banyak orang menjadi lalai untuk reapply karena merasa sudah terlindungi dengan SPF tinggi. Padahal, apapun angka SPF-nya, kamu tetap perlu mengaplikasikan ulang sunscreen secara rutin untuk hasil maksimal.
7. Skincare Bisa Menghilangkan Pori-Pori
Mitos terakhir yang sering membuat orang kecewa adalah klaim bahwa produk skincare tertentu bisa “menghilangkan pori-pori”. Ini adalah janji palsu yang sering muncul dalam iklan.
Pada kenyataannya, pori-pori adalah bagian alami dari kulit yang tidak bisa dihilangkan. Yang bisa dilakukan oleh skincare adalah membantu mengecilkan tampilan pori-pori dengan cara membersihkannya dari minyak dan kotoran yang menyumbat. Bahan seperti niacinamide, retinol, dan salicylic acid dikenal efektif dalam memperbaiki tekstur kulit dan memperkecil tampilan pori. Namun, menghilangkannya secara total adalah hal yang tidak mungkin dan tidak sehat bagi kulit.
Kesimpulan
Memahami fakta di balik mitos skincare sangat penting untuk membentuk rutinitas yang sehat dan efektif. Jangan mudah percaya pada informasi yang belum terbukti secara ilmiah atau hanya berdasarkan opini pribadi di media sosial. Fokuslah pada pemahaman kulitmu sendiri, perhatikan kandungan produk, dan jika perlu, konsultasikan dengan dermatologis terpercaya.
Dengan menghentikan kepercayaan terhadap mitos-mitos yang menyesatkan, kamu bisa lebih bijak dalam memilih produk dan merawat kulit. Ingat, perawatan kulit bukan soal ikut-ikutan, tapi soal konsistensi, kesabaran, dan pemahaman yang tepat.
Sumber: